Selasa, 08 Juli 2008

thank to

08 juLy 2008

tak tau harus memilih mana...
tersadar jika yang tak dampingi
itu yang berarti...
aku bingung apakah aku harus mengejarnya...
ia ada diantara kami, karena softball
softball dimana kutemukan karena ku mulai belajar mengenal diriku lebih dekat..
penuh canda taw di lapangan hijau dengan 4 base tuk disinggahi...
berlari secepat mungkin...
softballl...............
q teramat menjiwainya..
mungkin terlintas ku tak bersama softball
ku harus capai, gapai, raih
cita-citakuterlebih dahulu...
trima kasih, softball

Kamis, 03 Juli 2008

epilog

sekeras batu yang tak terpecahkan
usahaku tuk tak hiraukan semua,
tetap saja akan rapuh ketika,
terjadi pengikisan pada dinding
batu kerasku oleh senyumannya,
candanya, dan sikap dinginnya nan
membekukan hati para pemujannya
tuk senantiasa menjerit, pingsan...
serpihan batu yang terpecahkan itu
terbang bersama hembusan angin
yang menyelubungi pikiranku,
tentang dirinya
semembias mungkin
seolah ia berikan harapan padaku
yang mungkin hanya harapan palsu
karena itu ku lebih memilih tuk
nikmati ini semua, yang akan lambat laun
terbang menghilang, di saat
hirauku pergi ketika ku telah jalani
layani harapan palsu itu
hanya ingin bersahabat padanya
itulah tujuan terakhir harapan palsu
yang diberinya..

monolog

hey,
ada apa dengan geranganku?
kini ku berada di kutub terdingin
di dunia yang menjadi dunianya,
lelaki bersosok putih,
tinggi, dingin nan membekukan hati
para pemujanya tuk senantiasa
menjerit, dan
pingsan . . .

diam-diam, tiba-tiba, seketika
dalam waktu tlah berakhir
ku mengaguminya, memujanya
terbius oleh senyumannya
senama dengan senyuman
yang pernah singgah di hati ini
dibuat mabuk oleh senyuman itu
yang berterbangan di kepalaku
ketika terdiam

balutan hujan

12 april 2008
hanya duduk sendiri
diantara celah-celah ruang
diantara pilar-pilar, pohon,
yang berdiri kokoh
menghiasi ruang luas ini
sembari menengadah ke atas
menatap langit biru
yang terselimuti awan kelabu,
lambat laun...

angin yang bertiup
mulai menyetubuhi raga ini
menusuk hingga ke urat nadi...
ku pejamkan sejenak
jendela duniaku tuk rasakan
tetesan air langit yang mulai,
meraba dan menggeliati
tubuhku yang terdiam,
merasakan tamparan ir langit...
langit biru biarkan awan kelabu
selimuti tubuhnya dan
biarkan air langit merasuk dan
membalut tubuhku
yang sedang gundah tak menepi

nafas kehidupan

pernah terlintas dibenakku
bahwa hidup ini tak adil atas diriku
cambuk-cambuk dosa menggeliati
hari-hariku..
kini ku sadari
Tuhan telah mengujiku
dan akhirnya Ia memberiku,
nafas kehidupan yang selama hilang
atas diriku...
peri kecil bersayapkan cinta,
datang membawa zahra surga
temani hari-hariku
yang kini tak lagi penuh dusta
sungguh kan ku jaga dia
hingga raga ini tak lagi kuasa
tuk berkata..

sebuah jawaban

jika Tuhan telah memberi jawaban
dengan mendatangkan peri bersayapkan
ketulusan,
raihlah dan jagalah peri itu
tuk gantikan balutan kenistaan
dengan balutan harapan
dan kebahagiaan
yang kan hiasi hidupmu...

sebuah pertanyaan

9 march 2008
Langitpun terdiam
bukan larut dalam hembusan angan,
tetapi tersenyum,
dalam balutan kenistaan
Tuhan pun memberikan jawaban
peri kedamaian bersayap ketulusan
datang membawa intuisi
dari semua penantian

secercah embun

9 march 2008
bintangpun enggan tersenyum
di kala sang langit teteskan airmatanya
hanya setetes embun yang ikut tenggelam
tetapi embun yang tenggelam itu,
membawa seberkas cahaya bintang
tuk kurangi yang kelam...
jikapun secercah cahaya rembulan,
itu kian maya
namun,
cahaya itu telah mampu
merasuki jiwa sang langit,
yang akan menjadi sebuah cahaya
yang terang dan damai bersama,
puing-puing cercahan cahay

bintang menangis

9 march 2008
hujan berlari seiring datangnya kelam
tak satupun bintang tersenyum
dalam sunyinya malam
hanya tetesan embun,
yang terbawa tenggelam,
dalam kelam dan galaunya yang padam
menggapai kelamnya alam,
yang mulai hitam ...?

langitpun tak juga mampu menatap bulan
yang terhentak dalam jiwa,
yang tak bertulang...
remuk...
hancur..
tak berbentuk..,
tinggal puing-puing kenangan
yang mengisyaratkan,
cahaya sang luna
yang kian maya

bintang

9 march 2008
langit mendung
langit kelam tanpa cahaya,
sang bintang - bintang di langit...
namun,
bintang takkan biarkan,
langit sendiri dikesunyian malam
karena itu bintang bersembunyi,
dibalik awan,
tuk selalutemani langit
walaupun sang bintang,
takkan menampakkan dirinya
karena bintang ingin selalu,
bersama langit...

prolog

hanya dapat menggelengkan kepala
yang dapat ku lakukan,
di kala semua memuja,
mengaguminya
tak ada yang mencolok mataku,
terhadap sosoknya,yang amat..
ketus terlontar di kala tanyanya
menanti celotehan dari mulut ini...
apa yang menarik....?
iya,
ku akui sosoknya yang putih,
tinggi, dingin nan bekukan hati
para pemujanya tuk senantiasa
mrnjrtit,
pingsan di kala aura tubuhnya,
melintas....
namun,
mengapa tak demikian dengan,
diriku yang angkuh,
dan penasaran